Indikator sering digunakan untuk melihat satu kondisi. Ada indikator yang bisa digunakan untuk mengukur seberapa sehat tubuh seseorang....

inspirasi_menabung

Indikator sering digunakan untuk melihat satu kondisi. Ada indikator yang bisa digunakan untuk mengukur seberapa sehat tubuh seseorang. Demikian pula keuangan, ada indikator  yang bisa menunjukkan seberapa sehat keuangan seseorang.

Keterampilan mengatur uang sangat dibutuhkan karena kemampuan finansial ini selalu beriringan dengan hidup.

Pertanyaan nya : Bagaimana caranya mengetahui apakah keuangan  Anda saat ini termasuk keuangan yang sehat atau kurang sehat?

Saya menemukan sebuah artikel di internet yang membahas tentang rasio-rasio sederhana yang bisa digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan.

Teknik keuangan ini akan membuat Anda bisa lebih kuat menghadapi pasang surut keuangan suatu hari nanti. Percayalah, sesekali keuangan seseorang pasti akan terguncang, persiapan2 pada cara ditulisan ini setidaknya akan mem-back up beberapa hal dasar pada kuangan Anda.

Keuangan seseorang bisa terpetakan sehat atau tidak nya dari cara mereka mengelola uang, aspek mendasar tentang hal ini terlihat dari bagaimana mereka mengatur gaya hidup, teknik berhemat saat krisis, manajemen berhutang, investasi, usaha menambah pendapatan, dan tentu keterampilan menabung.

Kenapa menabung membutuhkan keterampilan? Karena nyatanya menabung memang sangat sulit dilakukan bagi sebagian orang.

Ada yang mengatakan bahwa pendapatan nya sudah habis, tidak ada lagi yang bisa ditabung. Ada juga yang sudah menabung tapi tabungan nya  selalu ke-ambil terus. macam-macam permasalahan nya.

Ayo Mulai Menabung Untuk Finansial yang Sehat


Nah! sekarang saatnya mengukur seberapa sehat keuangan teman-teman, saya mengutip teknik finansial ini dari rubik ekonomi di portal kompas. com. Kalau pernah belajar manajemen keuangan di kampus pasti tidak asing dengan ilmu ini.

Dengan kata lain, ilmu ini sebenarnya sudah cukup populer dalam hal tatakelola keuangan. Namun, mungkin saja banyak yang belum tahu. Kalau begitu, langsung saja kita kemon...

Kita akan menggunakan rasio-rasio sederhana saja.

1. Rasio Liquiditas

Sedernaha nya, rasio ini ngomongin tentang aset Anda yang gampang di cairin sewaktu-waktu saat ada kejadian tak terduga yang menguncang keuangan Anda.

Setidaknya minimal anda punya tabungan, atau deposito, atau emas, atau apa saja yang begitu ada kejadian darurat aset itu bisa langsung dicairin jadi uang cash (liquid).

Kejadian tak terduga seperti apa, Ri? - Anda bertanya.

Semisal Anda pekerja - Kena PHK,
Semisal Anda petani - lagi paceklik,
Semisal Anda pedagang - tiba2 kena gusuran dan harus nyari tempat baru. Dst, dsb, dll.

Disinilah, aset liquiditas berperan. Dia bertugas membiayai pengeluaran Anda untuk beberapa bulan kedepan. Uang dari aset liquiditas ini bisa di pakai sembari Anda mencari pekerjaan baru, masa paceklik usai, atau bagi pedagang dapat tempat baru (biasanya tempat baru belum ketauan laris tidaknya dagangan)

Apakah Anda sudah punya aset jenis ini? Kalau belum, keuangan Anda belum sehat. Maka Anda disarnakan menabung, kalau sudah punya, apakah sudah cukup? Bagaimana cara mengetahui apakah aset liquiditas yang Anda miliki sudah cukup? Dibawah ini ada cara menghitung nya. Ini penting untuk di kelola. Mari menghitung...

Anggaplah tabungan, atau emas, atau aset liquid apa saja yang anda miliki kalau di total semuanya bernilai Rp. 5 Juta.

Pengeluaran bulanan Anda (makan, transport listrik dll - biaya hidup) sebulan Rp. 2 juta.

Cara menghitungnya : total aset liquid di bagi pengeluaran per bulan. Hasil pembagi nya dimasukkan dalam satuan "bulan".

5 juta dibagi 2 juta/bulan = 2.5 Bulan

Nah! ketahuan, Berarti aset liquid yang dimiliki pada contoh diatas hanya bisa membiayai pengeluaran bulanan selama 2,5 bulan saja.

Apakah ini sehat ? Dalam prinsip keuangan yang sehat, rasio liquiditas disarankan 3-6 kali pengeluaran perbulan, makin besar makin bagus. Kalau rasio liquiditas masih 2.5 bulan, ini kudu nabung lagi. Ayo semangat menabung!

2. Rasio Kemampuan Pelunasan Hutang

Ini penting dimonitor terutama bagi Anda yang berniat mengambil cicilan. Jika tujuan nya punya keuangan yang sehat, maka tidak boleh sembarang ngutang kalau ngak tau kemampuan membayar.

Bagaimana caranya agar utang tetap kebayar tapi keuangan tetap sehat ? Ngak payah ngirit2, jajan tetep bisa, hidup tetap normal. Caranya Anda harus disiplin memakai rasio ini. Rasio ini bisa digunakan untuk membantu.

Saat ingin berhutang (cicilan) Anda bisa hitung dahulu. Caranya, hitunglah jumlah cicilan perbulan lalu dibagi dengan pendapatan perbulan. Pakar keuangan mengatakan rasio hutang yang sehat adalah  Maksimal 35% dari pendapatan, tidak boleh lebih.

Misalkan, Saya mau mengambil cicilan sepeda motor (maksud nya disini saya hanya punya hutang cicilan motor saja tidak ada hutang2 yang lain, jika ada cicilan panci, rumah, mobil, maka semua nya harus di total)  anggaplah cicilan angsuran motor saya per bulan nya Rp. 800.000,- sedangakna pendapatan saya perbulan misalkan Rp. 2.000.000,-


800.000 : 2.000.000 = 40 %

Jika menggunakan patron rasio ini. Cicilan 40% dari pendapatan bulanan ini tergolong tidak sehat, cicilan ini akan membuat keuangan saya kembang-kempis karena melebihi rasio yang disarankan.

Kalau tetap nekat ngambil cicilan begini harus bisa menambah penghasilan bulanan. Dengan kata lain, rasio ini mengajarkan kita untuk  bijak saat ingin berhutang.


3. Rasio Tabungan

Rasio tabungan bisa digunakan untuk menilai apakah jumlah tabungan yang ada di rekening Anda saat ini nilai nya sudah ideal.

Kalau belum ideal, kira-kira berapa persen jumlah tabungan yang sebenarnya harus dimiliki untuk punya keuangan yang sehat.

Mari gunakan ilustrasi berikut ini.

Misalkan, Tono sudah mulai menabung sejak tahun lalu, dan saat ini tabungan tono di bank sebesar Rp. 1 juta. Gaji Tono perbulan Rp. 2 juta (berarti pertahun Rp. 2 juta x 12 bulan = Rp. 24 juta pertahun). Okeh, ini data awalnya.

Cara menghitung rasio tabungan adalah : membagi tabungan pertahun (saat ini) dengan total pendapatan pertahun maka rasio tabungan Tono adalah :


Tabungan saat ini (1 Juta) : pendapatan di setahunkan (Rp.24 juta) = 4.1 %

Angka minimal rasio tabungan  yang sehat adalah 10% makin besar makin bagus.

Tono perlu lebih giat lagi menabung karena rasio tabungan dia masih 4 %. Bagaimana dengan rasio tabungan Anda, apakah sudah mencapai 10% ?

Selain ketiga rasio ini, masih ada rasio-rasio populer lainnya yang tidak saya bahas, semisal rasio solvabilitas, dan rasio peningkatan pendapatan. Dengan belajar memantau ke tiga rasio ini untuk permulaan, saya kira sudah cukup keren.

Saya pribadi belajar mengatur keuangan sepanjang waktu, setahap demi setahap dengan mengurangi rasio hutang dan berusaha membesarkan rasio likuiditas. Tidak mudah karena tantangan nya selalu ada.

Dengan memahami rasio-rasio sederhana ini saya bisa lebih teratur mengelola pendapatan.

Semangat Menabung Walau Dari Recehan


Pernahkah Anda menonton video yang pernah viral tentang sebuah keluarga yang menabung uang koin selama lima tahun dan mendapatkan hasil Rp. 60 juta?

Sumber : Screenshot berita di wollipop/
detik.com 
Sangat mengejutkan bukan ? Rp. 60 juta dari koin! setelah melihat tayangan itu jujur saja saya jadi ikutan terinspirasi untuk menabung uang koin.

Ini menunjukkan bahwa uang koin yang selama ini banyak diremehkan ternyata potensial untuk ditabung.

Pada akhirnya, saya menikmati keasyikan menabung uang koin ini. Jika ada uang koin saya akan tabung di wadah bekas makanan ringan, setelah penuh saya tukarkan uang di mini market dan uang nya saya tabung ke rekening tabungan. Seru sekali.

Ini adalah tabungan recehan saya saat ini yang sudah mendekati masa panen.



Mitos Menabung Susah


Betapapun banyak orang yang mengatakan menabung itu susah, nyatanya banyak juga yang berhasil melakukan nya. Teknik menabung juga sudah banyak bertebaran di internet, semisal yang pernah populer adalah : menabung 20 ribuan, menabung recehan seperti di atas. Menabung di awal, bukan menabung uang sisa bulanan, atau ada juga yg membuat dua rekening bank dimana 1 rekening di khususkan buat tabungan. 

Ayo menabung di bank

Saya Mewawancarai Pedagang yang Gigih Menabung 


Tetangga saya bapak-bapak berusia sekitar 40an tahun punya usaha jualan bakso, karena saya dan beliau sama-sama pedagang, kami sering bertukar cerita. Kata beliau, "saya ini SD aja ngak lulus, Ri". (Orang jaman dulu memang banyak yg putus sekolah- jaman lagi susah).

Tapi keren nya, walaupun pendidikan beliau tidak terlalu tinggi, beliau orang yang gigih. Aku begitu terkejut saat beliau menunjukkan padaku sebuah foto. Foto rumah nya yang baru saja selesai dibangun.

Rumah itu berlantai marmer dilengkapi perabotan berbahan kayu jati yang sangat nyeni. Aku takjub! Membangun rumah memerlukan banyak sekali biaya. Iseng-iseng aku tanya bagaimana kiat nya berhasil membangun rumah nya yang bagus itu.

"Saya nabung, Ri. dari dulu saya kumpulin sedikit-sedikit. Alhamdulillah rumah nya uda kebangun sekarang."



Rupanya bapak tukang bakso menggunakan teknik menabung untuk membangun  rumah impian nya. kedisiplinan nya dalam menabung sangat mengesankan.

Beliau konsisten menabung di bank hingga puluhan atau mungkin ratusan juta  rupiah dan Alhamdulillah beberapa kali memenangkan hadiah undian dari bank tersebut, antara lain satu unit sepeda motor dan televisi. Rejeki memang gak kemana.

Pendidikan boleh tak tinggi, tapi bisa membangun rumah  bagi saya adalah prestasi mengesankan dimana tidak semua orang bisa dan berani melakukan hal itu.

Bencana di Suatu Hari

Suatu hari pedagang tahu goreng di sebelah kios bakso nya mengalami kecelakaan. Saya melihat dengan mata kepala sendiri kejadian ini. Selang gas milik pedagang tahu goreng bocor, api menyembur langsung dari tabung gas, menjilat-jilat ke udara setinggi dua meter.

Menyeramkan! Semuanya panik,  beberapa tetangga mengemasi barang, untungnya warga sekitar bahu-membahu menolong pedagang tahu goreng memadamkan api yang mengerikan ini, setelah cukup lama akhirnya api bisa tertangani dan Alhamdulillah tidak terjadi kebakaran.

Musibah memang bisa datang kapan saja. Aku membayangkan betapa mengerikannya jika terjadi kebakaran sementara pak tukang bakso menyimpan uang tabungan untuk membangun rumah itu di tempat usahanya, uang yang dikumpul bertahun-tahun bisa lenyap dalam hitungan detik.

Untung beliau menyimpan di Bank, ya setidaknya, jika toh kejadian apes semisal bank nya bankrut sekalipun, dana nasabah nya bakalan tetap aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Kalau cuma ratusan juta yang disimpan di bank dan banknya bankrut sih bakalan diganti oleh LPS, (Anda bisa baca syarat2 nya agar tabungan dapat jaminan LPS disini) lembaga ini menjamin dana nasabah maksimal  2 miliar rupiah per orang, per bank. Jujur saja sebagai masyarakat saya sangat mengapresiasi adanya lembaga ini. Menabung di Bank jadi lebih aman karena uang simpanan jadi terjamin.



Oleh karena itu sangat penting ketika memilih bank tempat menyimpan uang untuk memperhatikan stiker kuning yang biasaya ditempel di depan bank bertuliskan : "Bank Peserta penjamin LPS" berwarna kuning seperti gambar diatas. Itu Penting !


Rumus Menabung Sukses !

Disiplin ! ----- terdengar klise, namun itulah kunci sukses menabung. Saya, Anda, semuanya sudah tahu bahwa kunci sukses menabung adalah DISIPLIN. Namun godaan untuk tidak disiplin itu selalu datang menyerang. Maka berjuanglah ! hehehe...

Terakhir, Anda bisa melihat tayangan video ini untuk menyusun kembali resolusi keuangan jika periode keuangan sebelum nya sempat morat-marit.


Sumber video : chanel yotube LPS


---------------------------------------------
#ayomenabung #lpssahabatnasabah #ayomenabungdibank #lombalps

Hallo Rekan-rekan commuter Jabodetabek, akhir-akhir ini (mulai 5 Desember 2017 kemarin) kamu mungkin sering dengar pengumuman didalam keret...

Hallo Rekan-rekan commuter Jabodetabek, akhir-akhir ini (mulai 5 Desember 2017 kemarin) kamu mungkin sering dengar pengumuman didalam kereta saat kamu berangkat atau pulang kerja tentang kerja sama yang dilakukan Commuterline Indonesia dengan BPSJ Ketenagakerjaan.



1000 Kartu Multitrip Edisi Khusus


Kerjasama ini sebenarnya diselenggarakan dalam rangka ulang tahun BPJS Ketenagakerjaan. Jadi, bentuk kongkret dari kerja sama ini adalah ; Penumpang KRL yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan bakalan bisa mendapatkan kartu multitrip edisi khusus seperti gambar dibawah ini.

Kartu ini memiliki nominal saldo Rp.15.000,- kalo dilihat dari harga perolehannya menurut saya ini sangat lumayan banget karena menurut pengalaman saya sebelum nya. saya membeli kartu multitrip harga nya itu kalo tidak salah ingat sekitar Rp. 30.000,- dengan saldo sekitar sepuluh atau duapuluh ribu gitu.


1000 kartu multitrip
Tampilan Kartu Multitrip Edisi Khusu BPJS Ketenagakerjaan


Kelebihan kartu multitrip sendiri adalah kefleksibelan nya buat penumpang untuk bisa turun di stasiun mana saja sesukanya. kalau pakai THB (Tiket Harian Berjaminan) kan tidak bisa turun di stasiun yang melebihi stasiun tujuan awal. Nah dengan adanya program dari BPJS Ketenagakerjaan ini peluang untuk memiliki kartu multitrip dengan harga murah peluang nya jadi besar.


Bagaimana Teknis Penukarannya?


Nah, untuk mendapatkan kartu multitrip edisi khusus BPJS Ketenagakerjaan ini, kamu harus check dan pastikan dahulu apakah syarat dibawah ini semuanya sudahlengkap apa belum, Gampang kok cuma tiga saja :

1.  Kamu adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan (dibuktikan dengan kartu BPJS nya. Jangan lupa di fotocopy ya)
2. Membawa fotocopy KTP
3. Punya tiket THB (Tiket harian berjangka)

Setelah semuanya sudah lengkap kamu bisa datangi salah satu dari 40 Stasiun yang tersebar di Jabodetabek yang terdekat dengan mu isaya infokan buat kamu daftarnya :



  1. Tanah Abang
  2. Bogor
  3. Bekasi
  4. Bojong Gede
  5. Citayam
  6. Depok Baru 
  7. Tebet
  8. Sudirman
  9. Jakarta Kota
  10. Depok
  11. Pondok Cina
  12. Manggarai
  13. Pasar Minggu
  14. Duren Kalibata
  15. Gondangdia
  16. Sudimara
  17. Juanda
  18. Palmerah
  19. Cilebut
  20. Rawa Buntu 
  21. Cikini
  22. Cawang
  23. Tangerang
  24. Kebayoran
  25. Tanjung barat
  26. jati Negara
  27. Lenteng Agung
  28. Univ. Indonesia
  29. Kranji
  30. Pondok Ranji
  31. Karet
  32. Duri 
  33. Cakung
  34. Parung Panjang
  35. Jurangmangu
  36. Univ. Pancasila
  37. Rangkas Bitung
  38. serpong
  39. Poris
  40. Sawah Besar
Konon, Kartu ini hanya tersedia sebanyak 1000 kartu saja, Penukaran nya sendiri mulai dilakukan sejak tangal 5 Desember 2017 sampai kartu nya habis. Jadi Buat kamu Peserta BPJS yang kepengen memiliki kartu ini, silahkan buruan sebelum kehabisan.


TIPS!
Untuk kamu yang akan menukarkan THB nya di Stasiun Tanah Abang, Kamu bisa menukarkan THB di loket yang ada di lantai dua. Kata Security disana, Penukaran hanya dilayani di loket lantai dua saja. Saat saya menukarkan kartu THB saya, Posisi Loketnya ada di paling kiri jika badan menghadap ke loket. Dikaca nya tertulis "Loket khusus penukaran kartu THB ke Multitrip".


Update:
Saya mencoba nukarin punya teman di stasiun Duri 09 Desember 2017, ternyata stock habis. Besok coba lagi di Stasiun Tanah Abang.


Update lagi:
Per tanggal 11 Desember 2017 Masih kebagian di Stasiun Tanah Abang. Kayaknya stocknya tinggal segepok lagi dah. Kayaknya loh ya...



Salam Roker (rombongan kereta)

/Zahri

Malam ini aku melihat selembar kertas yang telah lama kubuat. Kertas itu berisi tiga komponen data. (1) Interval waktu (2) rencana (3) real...

Malam ini aku melihat selembar kertas yang telah lama kubuat. Kertas itu berisi tiga komponen data. (1) Interval waktu (2) rencana (3) realisasi. Ya! ini adalah lembaran target dan pencapaian.





Tidak ada yang salah dengan interval waktu disana. Kolom rencana nya juga terlihat mudah dicapai. Kolom realisasi nya yang tampak layu, kusam, memprihatinkan. Jika dihitung, rasio target terhadap pencapaian akan menampilkan angka mengenaskan. Performa njeblok!

Kenyataan bahwa waktu tidak dapat di putar ulang membuat keadaan terasa lebih runyam. Intropeksi bergejolak dalam dada, kenyataan ini juga mengharuskan menemukan strategi tokcer disisa waktu yang ada. Berat! 

Tiba2 ada kata2 yang terbesit didalam dada "ala... Entahlah..." Nah, Ini yang unik, tumben-tumbenan aku malah mikirin kata-kata itu setelah ia terbesit di hati. "Kok ala entahlah? - apa yang terjadi setelah ala entahlah?" aku bertanya pada diriku sendiri. *filsafat banget*

Aku menduga, sepertinya saat itu alam bawah sadar ku melarikan diri dari masalah. Mungkin seperti bahasan pak Adi W Gunawan (Pakar hipnoterapi) dalam buku Quantum Life Transformation nya tentang alam bawa sadar.

Disitulah aku merenung kembali, dan mencoba mengingat-ingat kejadian saat aku tertimpa problema dan mengucapkan ala entahlah. Berdasarkan pengalaman, dalam kebanyakan kasus yang kuhadapi saat aku mengatakan "ala, entahlah" maka tak ada penyelesaian untuk masalah itu. Masalah hanya hilang sesaat dan akan muncul di lain waktu. Masalah yang terpending ini kemudian membutuhkan energi yang besar untuk menyelesaikan nya.

Ala, entahlah berdiri pada sudut pandang masalah nya tanpa menemukan solusi, dalam sinonim kata supaya tulisan ini agak panjang ia bermakna : tidak berfikir solutif, tidak problem solver, miskin ide komplikasi dengan resistensi diri yang rentan. 

Tidak solutif adalah sifat tidak keren yang idealnya di jauhi oleh semua umat manusia.

Mau kemana kamu kalau ke Prancis? Menara Eifel sepertinya oke, kata mu. Mau kemana kamu kalo ke Papua? Raja Ampat boleh juga tuh, pilih m...

Mau kemana kamu kalau ke Prancis? Menara Eifel sepertinya oke, kata mu. Mau kemana kamu kalo ke Papua? Raja Ampat boleh juga tuh, pilih mu. Mau kemana TM kalau ke Jakarta? inilah perjalan yang kami pilih…
*** 

Menjelajah, adalah salah satu naluri manusia. Ia menggerakkan hati Colombus untuk "mengobrak abrik" samudra. Menjelajah melahirkan karya "Imago Mundi" yang sarinya diperas dari setiap tetes keringat perjalanan Marco Polo. Penjelahan selalu meledakkan tantangan, keseruan dan kisah yang kemungkinan besar membekas dihati.

TM, teman ku sang penyiar radio, berhasrat menjelajah. Menjelajah Jakarta dalam keterbatasan waktu yang amat sempit. Kemana aku mengajak nya? inilah perjalanan kami.


Turis lokal modal dengkul - Pejalan Kaki

Jauh-jauh hari, TM sudah memberi kabar bahwa dia akan datang ke Jakarta untul liburan.  Pada Hari “H” melalui whatsapp dan BBM kami menyusun rencana untuk ketemuan di salah-satu stasiun kereta dekat Depok. Karena bertahun-tahun tak bertemu, aku ingin memberi kejutan. Saat tiba di Stasiun, aku mengendap-ngendap seperti kucing ingin memangsa burung gereja dibalik rumput. 

Rupanya TM belum masuk ke stasiun, dia celingukan didekat pintu gate. Dengan strategi tengik, aku masih mengendap-ngendap mendekatinya, dan pada jarak yang ideal, aku berdiri mematung.

Aku diam saja disana sembari senyum-senyum melihatnya, dia masih celingukan tak menyadari keberadaan ku. Aku biarkan saja dia disana sampai dia menyadari ternyata yang nama Zahri sudah jadi patung dengan bibir yang dari tadi menahan tawa. TM sumringah melihat ku.
Sialan, uda di situ aja ni anak. Mungkin itu yang terbesit dihatinya.
Saat itu TM beum menikah, gaya pakaiannya masih sama seperti dahulu, casual dan SUPERRRRR santai dengan tas ransel yang terkesan tidak mau lepas dari punggungnya. Ya ampuun tas itu, dari jaman aku masih di Banda Aceh sampai sekarang masih awet aja. 

Wajah TM juga masih seperti dahulu, tidak berubah mirip ultramen. masih otentik seperti TM yang dulu. Sehari sebelumnya aku menawarkan TM untuk mengelilingi Jakarta dengan berjalan kaki. mengunjungi tempat-temapat yang ku anggap Jakarta able.

“widiih oke juga tu cuy…” kata TM menjawab ide yang beresiko menyebabkan nyeri sendi itu.

Siapapun teman-teman ku yang datang kesini, aku selalu berusaha agar mereka mendapatkan oleh-oleh yang berkesan. Foto adalah salah satu kenang-kenangan sederhana yang mengesankan, maka jika teman-teman datang kemari otomatis aku bersedia sekali menjadi tukang foto untuk mereka dan aku senang (dalam bahasa profesional, jabatan tukan foto yang keren ini boleh disebut : Photographer – Tentu saja kamu sudah tahu itu)


Stasiun Manggarai

Dari Stasiun perjumpaan kami, aku mengajak TM menikmati rasa menaiki Commuterline, rencana nya kami akan turun di Stasiun Sudirman, tapi tunggu dulu, aku menawari TM untuk turun di Stasiun Manggarai dahulu, karena bagiku stasiun ini Photogenic, Instagramable, atau apalah sebutan istilah kekinian nya. 

Manggarai juga sering muncul di film-film tanah air, Salah satu yang terkenal misalnya film Horor "Kereta Hantu Manggarai" Maka dari itu Manggarai wajib disinggahi. Aku mengajak TM turun disini dan mengambil beberapa Foto.

kereta hantu manggarai
Bersama lokomotif Tua di Stasiun Manggarai

Selepas dari Manggarai, kami beranjak naik kereta lagi menuju ke pusat kota dan turun di Stasiun Sudirman untuk melihat gedung-gedung tinggi menjulang yang keberadaan nya tidak dapat ditemukan dikampung halaman TM apalagi di kapung halaman ku. 

Sebut saja wisata gedung
Mendung yang sedari tadi mengintip di puncak langit kini mulai meneteskan gerimis-gerimis nya. Tampa payung dan jas hujan kami go a head menerobos gerimis dan memberantas genangan air remeh temeh di trotoar.

sambil berjalan kami berbagi cerita, Sesekali aku tertawa mendengarkan cerita-cerita hentah hapah dari TM. KOPAJA yang eksistensi nya hanya ada di Jakarta sesekali mengelabui perjalan kami. Hingga akhirnya kami sampai ke Bundaran HI. Aku mengambilkan beberapa foto untuk TM disini.

bundaran hi
TM sampai di Bundaran HI

Genangan-genangan air hujan di pinggir jalan harus kami hindari jika tidak mau kecipratan oleh lindasan KOPAJA yang terkenal “ganas” dijalanan. Setelah melewati Bundaran HI aku dan TM duduk (TIDAK BERMESRAAN! INGAT ITU!) di kursi-kursi urban yang cantik ini sambil memantau situasi siapa tahu ada akhwat yang curi-curi pandang ke arah taman (bukan curi-curi pandang ke kami) Apa istimewanya orang udik di mata cewek-cewek kota? haha


Noungkrong di taman siapa tahu jumpa ulet bulu...
Mendapatkan kenyataan bahwa peluang untuk di lirik akhwat-akhwat kecil adanya, kami hijrah dari tempat yang cantik ini melanjutkan perjalan kaki di trotoar Ibu Kota.
ku berjalan terus tampa henti
dan dia pun kini telah pergi
ku berdoa di tengah indah dunia
lagu Nidji diatas agaknya cocok dijadikan soundtrack perjalanan kami karena kami terus berjalan nyaris tampa henti. (padahal baru aja berhenti).

Tidak jauh dari situ, mata photographer amatir ku menangkap moment yang bagus untuk dipotret saat sekelompok pria muda yang sepertinya expatriat dari Hong Kong, Korea, atau entah mana itu. berjalan melewati kami.


contoh photography human interest
cocokkah foto ini masuk dalam katagori photography Human Interest, kawan?  
Sendi-sendi tua mulai gemeratak, tenggorokan ku haus, keringat mulai membanjiri baju ku. kami harus tetap berjalan mengejar waktu yang kian menyempit. Atas nama penjelajahan dan (ilmu pengetahuan???) kami melanjutkan perjalanan menuju Monas, tempat paling mashyur, monumen paling iconic di Jakarta itu.

Sampai akhirnya kami bertemu dengan kawanan kuda.

Setelah masuk di komplek Monas, kami mencoba teknik berfoto yang anti mainstream, agar rasa foto kami jadi berbeda dan lebih berkesan. Dua foto dibawah ini, adalah hasilnya...


gaya berfoto di monas
Foto Anti-Mainstream  di Monas
Bumi mengalami perubahan kemiringan
***

  • Manggarai (Æ´ check)
  • Sudirman (Æ´ check) 
  • Bundaran Hi (Æ´ check) 
  • Monas (Æ´ check) 


Masjid Istiqlal

Kini, saatnya kami melanjutkan safari menuju tempat bernuansa relijius bernama mashur, tempat indah nan sejuk untuk bersimpuh kepada NYA, Menunaikan Sholat Zuhur, dan melafalkan munajat di Masjid Istiqlal, Masjid yang megah. 
Masjid Istiqlal Jakarta

Badan yang kelelahan akibat berjalan jauh, wajah yang bersimbah keringat, otot-otot yang mengeras, urat-urat kaki yang kaku kembali melemas saat aku berwudhu, Badan kembali segar, lelah perjalanan tadi seperti lenyap di sentuh keajaiban wudhu. Setelah Sholat kami beristirahat sebentar dan tak lupa mengambil foto dan memamerkan sarung tua yang kami bawa supaya terkesan santri. Padahal bukan santri.






*Bersambung.....*




Seumur-umur, saya baru pertama kali datang ke Candi Borobudur. walaupun panas, tapi saya suka tempat ini.  Waktu saya masih SD - ...

Seumur-umur, saya baru pertama kali datang ke Candi Borobudur. walaupun panas, tapi saya suka tempat ini. 

Waktu saya masih SD - di Aceh, ada teman yang pulang ke Jawa, disekolah dia senantiasa bercerita tentang candi Borobudur kepada saya dan teman-teman. Saya suka mendengar ceritanya. Nasib baik menghampiri, ternyata puluhan tahun setelah cerita itu saya berkesempatan mengunjungi candi ini dan menyentuhnya dengan tangan sendiri.


Bahkan, dari Jogja saya sudah merencanakan bakalan ngapain aja di stupa Candi, salah satu nya adalah saya merencanakan berfoto seperti ini dan membuat caption foto “ memeluk Indonesia”. Saya benar-benar melakuakn nya. hihihii.

Ternyata candi Borobudur itu besar sekali, dari jauh bentuknya seperti gunung, Taman-taman di sekitarnya juga asri.



Candi ini diperkirankan di bangun sekitar tahun 800-an Masehi, di era wangsa syailendra. Lihatlah betapa lama nya itu, sungguh menakjubkan bangunan ini masih kokoh hingga sekarang.

Cagar Budaya sekaligus Mahakarya Seni Rupa

Karena saya juga suka dengan Seni rupa, melihat ukiran patung-patung di dinding candi saya takjub. Walaupun karya ini di ciptakan orang orang di masa lampau, namun rasa seninya sangat luar biasa.


Menurut Wikipedia dinding Borobudur dihiasi setidaknya 2.672 panel relief. Borobudur juga fikenal sebagai cagar budaya yang memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Disini saya juga melihat banyak patung-patung dewa dan tentu saja patung Budha.

Untuk kenang-kenangna pernah ke Borobudur, saya sempat mengambil foto di dekat salah satu patung Budha nya.


Pada akhirnya saya merenung, kenapa orang jaman dahulu berniat membuat karya sebesar ini, membuat patung-patung sebanyak ini tentu butuh effort yang sangat besar.

Saya yakin di jaman dahulu membuat bagunan dan karya seni sekeren ini pasti tak luput dari korban jiwa. Menyusuri koridor-koridor budaya, melewati stupa-stupa yang indah, disetiap langkah itu saya mengugurkan rasa takjub di setiap langkahan kaki.
Hingga akhirnya saya sampai ke candi yang satu lagi, Prambanan….

Magelang, 2016

Stasiun Kereta Lempuyangan 10 September 2016 Perjalanan seharian kami yang melelahkan akhirnya sampai di titik nadir, stasiun Lempuyang...

Stasiun Kereta Lempuyangan 10 September 2016


Perjalanan seharian kami yang melelahkan akhirnya sampai di titik nadir, stasiun Lempuyangan adalah tujuan terakhir kami, beberapa kali aku mengerjapkan mata, seolah-olah yang ku lihat adalah ilusi, Aku ada di Jogja !

Jogjakarta kota budaya yang indah mengundang kami untuk liburan disini. Bagiku, sampai ke Jogja merupakan kebahagiaan tersendiri.


Aku menarik napas dalam-dalam begitu keluar dari gerbong kereta, ku luruskan kaki yang berjam-jam terperangkap di kereta ekonomi. kurasakan udara malam jogja yang dingin masuk ke paru-paru ku. ah, udara Jogja, seperti ini rasanya udara Jogja.

Tak jemu-jemu aku memandanggi arsitektur staiun kereta Lempuyangan, magis, mistis, dan kental sejarah. kulihat jam di hape 19.51 pm. Tidak terlalu malam.

aku dan teman-teman segera menghambur keluar stasiun untuk mencari penginapan yang sudah kami pesan saat diperjalanan tadi, susah betul mencari hotel yang dekat dengan Malioboro jika liburan begini, semuanya penuh, tapi untungnya kami dapat satu. Dan tidak terlalu jauh dengan Malioboro.

Badan lelah rasanya hilang ketika sampai di Jogja, kebetulan malam ini adalah malam minggu, di sepanjang jalan malioboro membludak manusia-manusia, kami bergegas ke penginapan untuk mandi dan sholat isya agar bisa segera menikmati Jogjakarta malam hari.

Tak usah berlama-lama di penginapan, karena itu bisa membuang waktu, setelah semua nya beres kami merayapi trotoar di jalan malioboro dan mencoba mampir ke salah satu lesehan nya. Disini aku menelpon ayah dan ibuku, aku katakan kebeliau bahwa aku sampai ke Jogja, ku janjikan mereka akan ku belikan oleh-oleh dari jogja. mendengar itu mereka senang.

Lesehan yang sambelnya pedes


Apa kata pohon Waru jika sampai ke Jogja tapi tidak makan Gudeg? hehehe... ku pesanlag seporsi gudeg dan satu teko teh poci dengan gula batu di lesehan ini, teman-teman mesen macem-macem. Si Nawier entah mesen menu apa yang jelas sambel nya pedes banget. lidah ku meledak...! pedes banget..

Penampakan Lesehan nya


Farhan menelan makanan dengan enzim selusase nya

Nawier membolehkan aku mencicipi sambel yang dia pesan, lalu aku menggelepar.

setelah mengisi perut yang kelaparan, kamipun bergegas meuju patung tugu, salah satu episentrum dan daya tarik wisatawan ada disini

Mirip tugu Simpang lima di Banda Aceh, Ya?!




Tentu saja, dengan gaya yang norak, kami tidak melewatkan untuk berfoto di jalan Malioboro. Sebuah jalan yang fenomenal.





Setelah puas menjelajah malioboro, besok nya, kami ke Borobudur.

"Ri, di Aceh ada gempa tu..." "Itu deket sama rumah mu?" "Bagaimana yang di kampun?" Salah satu banguna...

"Ri, di Aceh ada gempa tu..."
"Itu deket sama rumah mu?"
"Bagaimana yang di kampun?"

Salah satu bangunan yang rubuh
(Foto : PKPU Aceh)


Itu sepenggal pertanyaan dari rekan2 di tempat kerja pagi ini.


Innalillahi wa innailaihi roji'uun.

Semoga saudara-saudara kami tabah menghadapi ujian ini.

Bagi rekan-rekan pengunjung blog yang ingin berbagi kebaikan dan berbagi rejeki. Saya teruskan informasi dari rekan-rekan saya tentang dimana harus menyalurkan bantuan jika ingin bersedekah membantu korban gempa di Aceh.



1. Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Bni syariah : 0270360372
Bank mandiri : 1010004802482


2. Rumah Zakat
Bank mandiri : 1320004819745
Bank BNI : 155 555 5589
Konfirmasi donasi melalui whatsapp/sms di : 081573001555


3. Dompet Dhuafa
Bank Mandiri : 1010006475733
BCA : 2373047171
Whatsapp : 08121292528



Semoga bantuan sekecil kecilnya dari Pengunjung blog ini menjadi catatan amal yang Anda nikmati di akhirat kelak.

Aamiin...



Ada sedikit hal berbeda pagi ini di dalam gerbong kereta dalam perjalanan menuju stasiun Duri. Seorang penumpang mengenakan kaos yang san...

Ada sedikit hal berbeda pagi ini di dalam gerbong kereta dalam perjalanan menuju stasiun Duri.

Seorang penumpang mengenakan kaos yang sangat unik. Dia berdiri di depan ku, dipunggung nya tertulis berparagraf-paragraf cerita Mahabharata. Sebuah kisah tentang Pandawa Lima.

Mata ku terjerat di punggung yang bercerita itu sampai stasiun Duri.





Ada >> m-BCA Sekarang di Jakarta lagi musim hujan, jadi males kemana-mana kalau bukan urusan yang penting. Lebih enak berse...

Ada >> m-BCA

Sekarang di Jakarta lagi musim hujan, jadi males kemana-mana kalau bukan urusan yang penting. Lebih enak berselimut tebal, menulis, nonton film, atau baca buku dan nyeduh mie instant. *Srupuut...*

Hidup di Jakarta rasanya jauh lebih mudah kalau tidak kaku berinteraksi dengan teknologi. Segala macam hiruk-pikuk aktifitas manusia kini terpapar teknologi. Uang sebagai alat pembayaran kini pun ada dalam bentuk digital.


Uang digital + Smartphone + Internet = Kemudahan. Ya, setidak nya itulah yang saya rasakan saat ini. Tapi beneran nih, awalnya sebelum menulis tulisan ini saya tidak sadar loh, ternyata aktifitas saya sehari-hari sebagai anak kosan banyak dibantu oleh produk Bank BCA.



Pakai m-BCA, Seperti Ada Mesin ATM Dalam Genggaman

Biasanya setiap bulan saya memisahkan gaji di post pasing-masing. Misalnya untuk biaya hidup bulanan (transport, makan, pulsa, kebutuhan bulanan, dll) biasanya saya letakkan di Tabungan Tahapan Xpresi BCA saya yang sudah integrated dengan aplikasi m-BCA


#BUAT BELI PAKET INTERNET

Paket internet sudah menjadi kebutuhan bulanan yang paling sering saya beli menggunakan aplikasi m-BCA. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa internet kini telah menjadi kebutuhan. Semenjak memakai aplikasi m-BCA, kapanpun paket internet saya habis. Sekarang sudah gampang, saya tidak perlu lagi jalan jauh2 ke counter hape untuk beli pulsa. Apalagi sekarang lagi musim hujan, tinggal buka aplikasi, klak-klik sana sini, selesai.



#MENU ANDALAN > TRANSFER

Menu ini esensial banget bagi saya, jika suatu saat dalam keadaan medadak adik di kampung minta uang, saya tidak direpotkan harus pergi ke ATM dulu. tinggal sentuh m-BCA.



#BUAT KEAMANAN

Dibagian ini saya pengen cerita sedikit ya tentang pengalaman salah satu teman saya yang kartu ATM nya terjatuh, tak lama kemudian dia dapet telpon dari costumer care bahwa ada transaksi mencurigakan di rekeningnya. singkat cerita kartu ATM dia yang terjatuh tadi kebobolan, untungnya uang nya cuma seratusan ribu. 

Dari kejadian ini kita bisa lebih hati-hati lagi dengan kartu ATM kita, namun seandainya suatu saat kartu ATM mu jatuh atau hilang. Kamu bisa menggunakan fasilitas m-BCA ini. Kamu pindahin langsung saja semua dana di ATM yang hilang itu ke rekening sekunder atau ke rekening keluarga atau teman. Dengan aplikasi seperti m-BCA ini. Usaha preventive ini bisa dilakukan dengan cepat.  




Flazz BCA - Tempel dan Jalan 

Setiap pagi saya harus menyesuaikan jam berangkat kerja dengan jadwal kereta commuter line. Lambat sedikit bisa gawat! resikonya saya harus naik kereta jadwal berikutnya, selisih waktunya bisa sekitar 15 menit. Kalau sudah begini biasanya saya telat datang ke kantor. :'(

Suatu pagi saya pernah terburu-buru, saya lari-lari dari kosan karena jadwal kereta sudah mepet banget. Syukurlah, saya merasa senang karena saat sampai di stasiun, kereta sesaat lagi (sekitar 30 detik lagi) tiba di peron. Dengan buru-buru saya menuju loket untuk membeli tiket.



WHATS!!!


Saya terkejut, ternyata antriannya panjaaaaang! Rasanya tidak sabar menunggu antrian, akhirnya kereta nyampe stasiun, turun naik penumpang dan langsung cabut. Sementara saya masih nyangkut di antrian loket. 



"haaaahhhh... coba saya punya kartu yang tinggal tempel itu..." Jerit hati saya.
---*---

Namun, itu hanyalah kisah dahulu, sekarang saya sudah punya kartu multi trip Flazz BCA yang tinggal tempel dan jalan tampa perlu saban waktu ke loket, ya karena pengisian top-up flazz BCA nya juga bisa di mesin ATM. 


Kartu Flazz BCA ini rupanya selain bisa buat bayar kereta, juga bisa buat busway. Ok Juga...! Nah, biasanya nih yang paling ngasikin, yaitu pas ulang tahun BCA. Biasanya tarif naik kereta dan busway jadi 1 rupiah. Mau muter-muter Jakarta bisa dah itu. 


Untuk pengecekan saldo juga gampang, bagi smartphone yang ada fasilitas NFC nya, gak perlu datang ke stasiun atau halte busway kalau mau ngecek saldo. tinggal tempel dan tuiiing....! muncul dah..


Seperti kartu Flazz BCA saya yang isinya tinggal ceban ini. Hihihihi....





Si Kartu Keren Mentereng - Tahapan Xpresi


#XPRESI LEBIH HEMAT

Saya Pake Tahapan Xpresi BCA karena Hemat dan kartunya keren. ya! hemat adalah orientasi anak kos, hehehe... Biaya ADM tabungan Tahapan Xpresi tergolong terjangkau, yaitu cuma Rp. 5000,- per bulan.


#BUAT BELANJA BULANAN

Untuk aktifitas pengambilan uang dan berbelanja bulanan di Minimarket, Andalan saya adalah fasilitas debit BCA yang ternyata ada di Tahapan Xpresi. kalau sudah akhir bulan dimana sabun-sabun udah pada habis, bareng-bareng temen kosan kami belanja ke minimarket. Bayarnya ya pake Debit BCA.


#KARTUNYA KEREN

Bagi sebagian orang, khususnya anak muda, grafis dan gambar tertentu jadi daya tarik tersendiri karena terkadang bisa menununjukkan karakter seseorang. Kartu tahapan Xpresi ini banyak varian nya, mulai djiwa musik, olahraga, traveler dll. Kalau kamu follower akun Instagram @GoodlifeBCA pasti kamu udah tahu desain-desain keren kartu Tahapan Xpresi.

Salah satu varian kartu Tahapan Xpresi bertema Halloween
Sumber : IG @GoodlifeBCA
Nah, inilah produk-produk Bank BCA yang saya gunakan setiap bulan nya sebagai anak kos. Kamu pasti punya salah satu produk BCA juga kan? 
berpartisipasi dalam "My BCA Experience" Blog Competition

Sepekan terakhir ini, telinga dan mata saya bising mendengar kata-kata “Peka”. Ya! Peka! Entah apa arti sebenarnya kata Peka itu tetapi say...

Sepekan terakhir ini, telinga dan mata saya bising mendengar kata-kata “Peka”. Ya! Peka! Entah apa arti sebenarnya kata Peka itu tetapi saya paham maksudnya. Konteks kepekaan dalam cerita kali ini adalah kepeka-an menemukan ide menulis. (topik ini pencitraan saja supaya saya terkesan hobi nulis gitu...*hehehe kidding bro)

Diacara Kompasianival 2016 kemarin saya senang mendengar sesi talkshow “Berbagi Prestasi”. Salahsatu yang menarik perhatian saya adalah saat sesinya mas Wregas Bhanuteja sutradara film Prenjak berambut gondrong keren yang mendapat penghargaan film pendek terbaik di Festifal Film Cannes 2016 di Prancis. Keren deh pokoknya...

Sambil mengerutkan dahi, saya mencoba mengingat-ngingat. Namun saya agak lupa-lupa, tetapi kalau tidak salah ada yang bertanya. “mas Wregas darimana dapat inspirasinya?” Nah! Disanalah kata “Peka” mulai bertaburan.

Dengan redaksional yg tidak original, kira-kira mas Wregas bilang begini:

“... Sebenarnya inspirasi itu ada di sekitar kita. Ada banyak banget malah. Tinggal kita petik saja. Tapi itu tergantung bagaimana ke-PEKA-an kita bisa merasakan nya apa tidak. Kalau mau, sebenarnya dari seorang pengantar air minum juga bisa di gali ide cerita yang menarik. Pastilah ada sisi yang menarik dari hidupnya yang bagus untuk diceritakan...(ingat ini redaksional sekenanya)...”  

IDE MENULIS BLOG

Benar juga kata mas Wregas! Rupanya peka itu penting dalam seni (yaaaa, menulis itu seni juga kan ya?).  Saya punya sahabat, namanya Faisal. Dia seorang seniman rupa yang menurut saya dia peka banget dengan kejadian sehari-hari.

Maksudnya kebanyakan karya Faisal (terutama karikatur) memang diangkat dari masalah sehari-hari. Seperti contoh karikatur dibawah ini yang merupakan karya beliau.

sumber : IG +faisal benjamin 

Sebagai laki-laki yang telah melewati umur 18 tahun, cerita tentang masalah krusial diatas gampang sekali saya dan teman-teman lelaki “jomblo” lain temui dalam percakapan bergenre serius maupun santai.

Karena Faisal peka, maka  itulah yang diangkat menjadi karyanya. Faisal masih punya karya yang lain. Mungkin teman-teman masih ingat tentang bencana kabut asap beberapa waktu yang lalu, Faisal sempat membuat karya yang lucu, kreatif, sekaligus tragis yang tentu saja muncul dari kepekaan rasanya melihat sesuatu.




Sumber Gambar Instagram +faisal benjamin 
Nah, itu dia kawan sekelumit tentang cerita  tentang ke-PEKA-an menangkap moment untuk menemukan ide. Memang tidak gampang sih kalau belum terbiasa, namun kita bisa latihan-latihan dulu. Tetapi omong-omong, seniman-seniman diatas memang oke ya. Nah saya ini yang bagai mana, kok gak peka juga sudah di kode in. Eh?! 

*Jakarta di bulan Oktober*